Selasa, 15 Juli 2008

IRIDOSIKLITIS, dari gigi naik ke mata

Beberapa pasien mengatakan bahwa setelah giginya dicabut, matanya menjadi rabun. Pernyataan ini tidak sepenuhnya salah, karena ada penyakit mata yang berhubungan dengan kelainan pada gigi, yaitu Iridosiklitis.



Iridosiklitis adalah suatu peradangan pada iris/selaput pelangi mata yang terdiri dari banyak pigmen atau zat warna sehingga apabila terjadi peradangan maka pigmen-pigmen tersebut akan beterbangan bercampur dengan sel-sel radang dan menimbukan bintik-bintik hitam yang dirasakan oleh pasien.
Penyebab.
Penyebab penyakit ini adalah proses imunologi dimana mata sangat sensitif terhadap kuman yang ada di organ sekitar mata terutama gigi. Gigi yang berlubang atau hanya tinggal sisa akar merupakan tempat yang nyaman bagi berlindungnya berbagai macam kuman-kuman.



Gejala.
Penyakit ini awalnya ditandai dengan mata merah namun tanpa kotoran, disertai nyeri dan penglihatan agak terganggu karena ada bintik-bintik hitam yang beterbangan.
Pada orang awam, penyakit ini biasanya dianggap penyakit mata biasa dan diobati dengan obat-obat yang djual bebas.
Pada stadium berikutnya bintik hitam akan semakin banyak dan mata akan semakin rabun, barulah pasien akan datang berobat ke spesialis mata.

Pemeriksaan.
Pada pemeriksaan akan tampak pupil atau orang-orangan mata yang tidak lagi berbentuk bulat, bentuknya akan menjadi tidak beraturan karena terjadi perlekatan iris dengan jaringan dibawahnya atau lensa.


Pada umumnya juga ditemukan adanya lapisan tipis di depan pupil yang akan menghalangi penglihatan atau endapan nanah di bola mata bagian depan.
Pada stadium lanjut, peradangan iris di bagian depan bola mata dapat menjalar ke bagian belakang yaitu badan kaca yang akan memperberat penyakitnya dan dapat menimbulkan kebutaan.

Pengobatan.
Penyakit ini dengan pengobatan yang cepat dan tepat akan sembuh sempurna, namun sayangnya penyakit ini pada umumnya akan kambuh kembali terutama apabila sumber kumannya yaitu gigi tidak ditangani dengan baik.
Kekambuhan yang sering akan menyebabkan mata menjadi cacat menetap disertai penglihatan yang rabun bahkan sampai timbul kebutaan.

Pencegahan.
Jangan abaikan penyakit mata merah dan memeriksakan gigi bila berlubang atau hanya tinggal sisa akar baik terasa sakit atau tidak. Dokter gigi akan memutuskan apa yang terbaik bagi gigi tersebut, apakah hanya perlu ditambal, dirawat atau dicabut.


Hidajat Nerviadi Iksan, Bogor Medical Center dan RS Karya Bhakti Bogor.


Jumat, 11 Juli 2008

RECURRENT CORNEAL EROSION

Recurrent Corneal Erosion ( RCE ) atau erosi kornea berulang adalah suatu kondisi pada mata yang ditandai dengan adanya gangguan pada lapisan kornea paling luar ( epitel ) berupa berkurangnya daya rekat epitel terhadap jaringan dibawahnya sehingga sering terkelupas.


Frekwensi.
RCE lebih banyak ditemukan di negara-negara berkembang dimana pada umumnya terjadi kekurangan gizi sehingga kesehatan kornea menjadi menurun, juga banyak ditemukan pada penderita dengan kelainan kulit dan penyakit-penyakit yang berhubungan antara lain kencing manis dan kelainan kornea akibat faktor keturunan.
RCE pada umumnya terjadi pada kedua mata ,lebih banyak diderita oleh wanita dan timbul pada usia dewasa sekitar umur 40 tahun walaupun ada juga yang timbul pada usia anak-anak atau dewasa muda.


Gejala.
Terutama adalah rasa sakit ringan sampai hebat dapat diikuti dengan gangguan penglihatan terutama bila kerusakan lapisan epitel kornea terletak didaerah sentral dan adanya rasa mengganjal seperti ada pasir.
Adanya rasa sakit yang hebat pada pagi hari saat bangun tidur adalah akibat pergerakan kelopak saat membuka mata dan ini merupakan tanda bahwa telah/masih terjadi kerusakan lapisan epitel kornea.


Pemeriksaan Mata.
Keluhan adanya nyeri didaerah kornea mata pada pagi hari merupakan tanda yang penting akan adanya RCE karena kadang-kadang pada pemeriksaan mata tidak ditemukan adanya kelainan.
Pada stadium lanjut tampak adanya kerusakan atau lepasnya lapisan epitel kornea yang bertambah luas diikuti dengan nyeri yang dapat berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari.

Penyebab.
RCE ini dapat timbul karena trauma pada kornea atau secara spontan.
Trauma pada k
ornea dapat berupa debu, serpihan besi, lensa kontak, kuku jari, sisir rambut, ranting tanaman, operasi mata, infeksi virus, bahan pengawet pada tetes mata dan cairan kimia.
Trauma diatas menyebabkan perlekatan antara lapisan epitel kornea dibawahnya menjadi tidak sempurna lagi dan dapat menimbulkan terjadinya RCE.
Pada kasus ringan trauma ini dapat sembuh sempurna dalam 24 sampai 48 jam, namun pada kasus yang berat dimana bukan hanya lapisan epitel yang terkena, penyembuhan memakan waktu yang lebih lama dan ,menimbulkan bekas/cacat pada kornea.
RCE yang terjadi secara spontan pada umumnya berhubungan dengan penyakit kencing manis yang merusak struktur jaringan dibawah lapisan epitel kornea sehingga lapisan epitel tidak dapat melekat dengan sempurna. Juga dapat berhubu
ngan dengan kelainan kornea akibat faktor keturunan ,pernah mengalami trauma atau infeksi kornea sebelumnya.

Pengobatan.
Pengobatan pada RCE ditujukan untuk membuat atau memperbaiki regenerasi sel-sel epitel kornea sehingga dapat melekat kembali dengan lapisan dibawahnya.
Pada kasus ringan, kerusakan ini dapat sembuh sendiri dalam beberapa jam, namun pada umumnya tetap diperlukan pengobatan untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi keluha
n.
Kecepatan penyembuhan pada RCE umumnya lebih lambat dibandingkan dengan kerusakan lapisan epitel kornea karena penyevab lainnya.
Pada kasus ringan dapat diberikan pengobatan dengan tetes air mata buatan beberapa kali sehari dan salep antibiotika serta bebat/perban mata selama 1-2 hari.
Penelitian menyarankan bebat mata tidak lebih dari 2 hari karena dapat menghambat penyembuhan luka dan pemberian salep mata dapat diberikan sampai beberapa bulan terutama sebelum tidur untuk mengurangi keluhan.
Pada kasus berat atau terjadi beberapa kerusakan lapisan epitel kornea, selain pemberian o
bat juga memberikan respon yang baik terhadap pemberian bandage soft contact lens.
Dapat dilakukan dengan menggunakan lensa kontak biasa, tetapi tidak boleh lebih dari 8 – 26 minggu. Penggunaan lensa kontak ini dalam jangka panjang dapat menimbulkan infeksi kornea dan hanya dilakukan bila pengobatan biasa tidak menunjukkan perbaikan.
Pada kasus berat juga dapat dilakukan pengelupasan lapisan epitel kornea yang terlepas dengan menggunakan alkohol 20% diikuti dengan pemasangan lensa kontak.

Pembedahan.
Pada kasus berat dapat dilakukan pengelupasan lapisan epitel kornea dan lapisan dibawahnya baik dengan pisau maupun sinar laser namun dibutuhkan biaya yang cukup besar.

Pencegahan.
Penderita RCE disarankan untuk selalu memakai kacamata pelindung, jangan menggosok mata, jangan menyiram muka dengan mata terbuka, menghindari asap, minum banyak, menghindari tidur terlalu malam, mengatur suhu kamar yang berpendingin udara agar tidak terlalu dingin dan langsung mengenai muka, menghindari penyakit akibat virus seperti flu, menghindari diare karena dapat menyebabkan mata menjadi kering.
Penderita juga disarankan menggunakan salep yang berisi air mata buatan sebelum tidur dan belajar membuka mata sewaktu bangun tidur.

Komplikasi
Secara umum penyakit ini dapat sembuh sempurna dengan penanganan yang baik, namun apabila ada penyakit-penyakit atau kelainan yang mendasarinya maka dapat terjadi cacat pada kornea, infeksi pada kornea dan penurunan tajam penglihatan yang menetap.



Kapan penderita harus berobat ?
Apabila tetap merasa sakit dalam waktu 24 jam bahkan rasa sakit bertambah hebat , terdapat penurunan tajam penglihatan dan terlihat adanya kotoran kental pada mata.
Para dokter harus memahami bahwa yang sangat membuat frustasi penderita adalah karena penyakit ini sangat sulit diduga kekambuhannya dan ini dapat membuat kehidupan penderita menjadi tidak stabil.

NB : Terimakasih kepada penderita ny. SD yang telah memberikan referensi dan mengilhami
tulisan ini.


Hidajat Nerviadi Iksan, Bogor Medical Center dan RS Karya Bhakti Bogor