Waspadai bila mata anak anda berwarna putih pada daerah tengah mata (pupil), karena gejala tersebut bisa jadi gejala awal dari timbulnya Retinoblastoma.
Retinoblastoma adalah tumor ganas retina atau saraf mata yang paling sering terjadi pada masa anak-anak, dan terbanyak mengakibatkan kebutaan sampai dengan kematian. Penyakit ini menyerang pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun, namun pada beberapa kasus dapat dijumpai hingga usia 7 tahun.
Penyakit ini sebagian disebabkan oleh keturunan atau faktor genetik atau virus. Faktor yang lainnya adalah akibat terjadinya mutasi pada salah satu kromosom atau pembawa sifat yang berakibat berubahnya perangai dan pertumbuhan jaringan retina tubuh kita menjadi tidak terkendali dan membesar, menyebar serta merusak jaringan tubuh lain disekitarnya.
Gejala dan stadium tumor.
Beberapa gejala sering ditemukan pada anak-anak antara lain adanya bercak berwarna putih pada daerah tengah mata (pupil) yang berkilau seperti mata kucing bila dikenai cahaya, bola mata masih normal tetapi mata terlihat juling, fase ini disebut juga stadium 1 ( intra ocular )
Gejala lain adalah mata merah mata berulang dan penglihatan yang menurun dibandingkan mata yang lain disertai rasa nyeri pada mata, fase ini disebut stadium2 ( glaucomatous )
Bila telah terjadi penonjolan bola mata atau disertai pembesaran kelenjar didaerah leher disebut juga stadium 3 ( extra ocular ).
Penyakit ini biasanya hanya menyerang pada satu mata saja, tapi ada juga yang menyerang kedua mata secara bersamaan. Keadaan ini mengerikan, karena prognosa atau angka kesembuhannya sangat kecil, kalaupun sembuh biasanya akan menimbulkan kecacatan atau kebutaan permanen pada mata yang terkena.
Pada stadium yang berat dimana tumor sudah sangat membesar, tumor ini dapat menyebabkan kematian dibawah umur 7 tahun.
Penyebaran Retinoblastoma
Pada awalnya ia tumbuh dari retina atau saraf mata dan membesar di dalam bola mata sampai penuh. Selanjutnya menyebar keluar mata secara mekanik maupun diikuti kelenjar getah bening ke rongga mata dengan menunjukkan gejala pembesaran dan penonjolan. Bila tidak dilakukan tindakan secepatnya ia akan menyebar kedalam rongga otak melalui saraf mata dan merusak rongga otak, atau menyebar melalui kelenjar getah bening ke paru-paru, sumsum tulang belakang, otak dan organ-organ lain.
Penanganan Retinoblastoma
Pada fase awal dimana masih hanya terlihat bercak putih pada pupil, biasanya dokter akan menganjurkan mata tersebut dibuang untuk mencegah penyebaran tumor kearah organ lain. Namun anjuran ini pada umumnya ditolak oleh keluarga penderita karena mereka melihat bola mata masih normal.
Bila penyakit ini telah menyebar hingga rongga otak atau ke jaringan tubuh lainnya, maka tindakan yang dilakukan adalah pengobatan paliatif atau pengobatan yang bersifat hanya mengurangi keluhan, tanpa bisa menyembuhkan.
Bila dibiarkan tumor ini akan sangat mengerikan, karena membesar, membusuk, sering mengeluarkan cairan sampai darah dan menimbulkan nyeri hebat pada penderitanya sehingga penderita sangat tersiksa akibat kondisi ini. Pada fase ini dokter akan membicarakan panjang lebar teantang kondisi dan alternatif penanganan pada keluarga, tentunya keluargalah yang paling berkompeten menentukan pengobatan penderita.
Ini adalah seorang anak berumur 5 tahun berasal dari Jambi, pertama datang ke poliklinik mata pada bulan Januari 1996 dengan keluhan matanya bersinar seperti mata kucing, disarankan untuk pengangkatan bola mata namun keluarga menolak.
Enam bulan kemudian datang dengan tumor yang sangat besar dan berdarah, diputuskan untuk melakukan pengangkatan rongga orbita diikuti dengan radioterapi di Palembang. Namun penderita ini hanya dapat bertahan hidup 6 bulan karena tumor ternyata telah menyebar ke organ-organ tubuh lainnya.
Pengangkatan bola mata akan mengakibatkan rongga orbita menjadi kempes, sehingga setelah operasi dan terapi sinar, dilanjutkan dengan pemasangan protesa atau mata palsu pada penderita, bentuknya seperti lempengan dengan gambar bola mata, sebagai pengganti volume dan setiap 6 bulan akan diganti dengan protesa yang lebih besar, karena si anak tentunya akan membesar juga.
Pengangkatan rongga mata dilakukan bila tumor sudah membesar dan keluar dari rongga mata, yaitu dengan mengeluarkan seluruh isi rongga mata dan dikerok sampai kedinding tulang.
Setelah operasi kemungkinan untuk tumbuh kembali sekitar 30-50%, karena sel tumor ini sangat kecil sulit terlihat dengan mata telanjang demikian juga penyebarannya sulit dideteksi , ini menyulitkan operator saat melakukan pengangkatan menentukan seberapa luas yang harus dibuang.
Tumor ini memang ada yang dapat sembuh terutama kalau ditemukan saat masih dini, ukuran kurang dari 0,3 cm tidak perlu dilakukan pembuangan bola mata, cukup dengan sinar laser disekitar tumor dan cryo atau membekukan tumor.
Hal diatas hanya terjadi di luar negeri, dimana keluarga penderita sudah sangat waspada dan memahami mengenai adanya kelainan pada mata yang ditunjang dengan adanya peralatan deteksi dini dan terapi yang sangat canggih.
Kesembuhan pada keadaan diatas dapat mencapai 100%, namun pada umumnya penderita datang dalam keadaan terlambat dimana tumor sudah membesar sehingga angka kesembuhannya hanya 0 – 50% saja dan pada stadium ini kemungkinan hidup sangat sulit dipertahankan.
Berdasarkan pengalaman pribadi, penderita tumor ini pada umumnya berasal dari keluarga yang tidak mampu dan dikaruniai wajah yang lucu. Hal ini sangat mengenaskan bagi yang mengerti masa depan penderita dengan tumor seperti ini, karena mereka pada umumnya tidak dapat bertahan hidup dalam jangka 1 tahun.
Hidajat N Iksan, SpM
RS BOGOR MEDICAL CENTER dan RS KARYA BHAKTI BOGOR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar